Senin, 26 Maret 2012


Ittiba'ul Hawa  ( Mengikuti Hawa Nafsu )

 Penyakit yang kesembilan yang menimpa sebagian aktifis dakwah ; adalah mengikuti Ittiba'ul hawa ( Mengikuti hawa nafsu ). Agar jiwa kita tetap bersih dan terhindar dari penyakit ini, maka kita harus mendalamin kajian ini dengan pembahasan sebagai berikut ; terdapat lima point pembahasan yang harus kita fahami ;
1. Difinisi Ittiba'ul Hawa .
Secara etimologi memmiliki 3 makna : a. Kecendrungan jiwa terhadap apa yang  diinginkan. B. Keinginan jiwa terhadap apa yang dicintai . C. Kecintaan jiwa terhadap sesuatu dan telah menguasai hatinya. D. Kecintaan terhadap sesuatu secara berlebihan dan tertanam dalam hati. Dan tidaklah disebut kata Hawa dalam al Qur'an kecuali konotasinya negatif
 Sedangkan menurut Istilah : Tindakan mngikuti apa saja yang diinginkan dan disenangi jiwa. 
Difinisi lain mengatakan : Tindakan mengikuti tuntutan emosi tanpa mempertimbangkan akal atau kembali kepada syar'I atau mempertimbangkan akibatnya.
2. Hakikat  Ittiba'ul Hawa dalam timbangan islam 
 فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا 
Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu untuk tidak berbuat adil ( Annisa   : 135 )
 وَلَا تَتَّبِعْ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ
Dan janganlah mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkannmu dari jalan Allah. ( Shood : 26 ) Untuk lebih lengkapnya periksa surat AN Najam : 3dan 4. An Naazi'at : 40. Al A'rof 176. Al Qosos : 50. Sedangkan dari hadits :
الكيّس من دان نفسه ، وعمل لما بعد الموت ، والعاجز من اتبع نفسه هواها وتمنى على الله 
Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengefaluasi dirinya, dan berbuat untuk persiapan setalah kematian. Dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan menginginkan pahala dari Allah ( HR Atturmudzi )


3. Sebab-sebab Ittiba'ul hawa


a. Tidak terbiasa mengendalikan hawa nafsu sejak kecil.


Syaikh Muhammad Qutb mengatakan dalam kitabnya Manhaj Tarbiyah:"Seorang ibu yang selalu menyusui bayinya setiap kali menangis, agar diam, atau karena dia tidak tahan mendengar tangisannya, akan berdampak negative bagi bayinya, karena tidak dapat membantunya dalam mengendalikan keinginannya, dan tidak membiasakannya dari sejak kecilnya sehingga tidak terbiasa di masa besarnya.
Jihad fi sabilillah adalah ibadah yang sangat membutuhkan kebiasaan mengendalikan diri, seseorang tidak mungkin dapat berjihad jika dirinya tidak melatih kebiasaan mengendalikan diri.
Sikap disiplin pada diri manusia tergantung pada pembiasaan dan latihan, semakin banyak ia melatih di masa kecilnya, semakin mampu melakukannya dan lebih besar meresapnya, sehingga meresap dalam dirinya.


b. Bergaul  akrab dengan orang-orang yang suka mengikuti hawa nafsu.
seorang salaf  Abu Qollabah mengatakan :
لا تجالسوا أهل الأهواء ، ولا تجادلوهم ، فإنّي لا آمن أن يغمسوكم في ضلالتهم ، أو يلبسوا عليكم ما كنتم تعرفون
Janganlah engkau bergaul dengan orang-orang yang suka mengikuti hawa nafsu, dan jangan berdiskusi dengan mereka,karena sesungguhnya aku tidak yakin mereka tidak akan menjerumuskan kamu ke dalam kesesatan mereka, atau mencampur aduk apa sudah kalian ketahui.
Al Hasan Basri dan Ibnu Sirin juga mengatkan :
" ولا تجالسوا أصحاب الأهواء ولا تجادلوهم ، ولا تسمعوا منهم
Dan janganlah kalian bergaul dengan orang-orang yang suka mengikuti hawa nafsu dan jangan berdiskusi dengan mereka, dan jangan mau mendengar dari mreka.


c.Lemah ma'rifahnya kepada Allah dan negeri akhirat.


وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ
Dan mereka tidak  menghargai Allah dengan penghargaan yang semestinya. ( QS : 6 : 91 )
Pemahaman dari ayat ini; bahwa ketika manusia sudah tidak lagi menghargai Allah, maka dia akan berbuat apa saja, mengikuti hawa nafsunya tanpa perduli, apakah yang dilakukan itu diridloi Allah atau tidak, membinasakan dirinya atau tidak. Sikap  seperti inilah yang akan menyesatkan manusia.


d. Kelalaian orang-orang sekitarnya yang tidak menunaikan tugas mengingatkan terhadap Shohibul Hawa 
Logikanya adalah ketika orang yang terbiasa mengikuti hawa nafsunya melihat orang-orang yang disekelilingnya membiarkan dirinya melakukan apa saja, ia mengira bahwa apa yang dilakukan adalah baik, hal ini berdampak, menjadi dirinya semakin menjadi-jadi dalam kemunkarannya, bahkan merasuk kedalam hatinya dan mewarnai seluruh tindakannya. Inilah rahasia mengapa Islam sangat menganjurkan untuk menghidupkan amal dakwah. Begitu juga tindakan Rosulullah kepada tiga sahabat yang tidak ikut perang Tabuk, adalah agar berfungsi sebagai peringatan bahwa apa yang mereka lakukan adalah tindakan yang tidak diridloi Allah dan RosulNya.


e. Cinta dunia dan cenderung kepadanya serta melupakan akhirat  
         Kecintaan terhadap dunia lah yang menyebabkan manusia selalu termotifasi dengan cepat melakukan tindakan-tindakan yang negative dan melanggar hokum Allah. Allah mengancam orang-orang yang bersikap seperti ini dalam ayatnya.             
الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ(7) أُوْلَئِكَ مَأْوَاهُمْ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(8)
Orang-orang yang tidak mengharapkanperjumpaan dengan kami dan rela dengan kehidupan dunia dan terhadap ayat-ayat Allah lengah, mereka tempatnya di neraka, sebagai balasan terhadap apa yang telah merka lakukan. ( QS : 10 :7,8 ) 


f. Tidak mengetahui dampak-dampak yang terjadi akibat Ittibaul hawa.
Inilah yang menjadi rahasia dari pada karakter syariat islam yang selalu menjelaskan dampak setiap pelanggaran amal, agar manusia berfikir setiap kali melaakukan pelanggaran.




Referensi Belajar Mandiri


NO NAMA KITAB PENGARANG KETERANGAN
1 Madarij as-Salikin Ibnul Qayyim Sudah diterjemah
2 Ihya' Ulum adalah-Diin Imam Ghazali Sudah diterjemah
3 Jami' al-'Ulum wa al-Hikam Ibnu Rajab Belum diterjemah
4 Zad al-Ma'adalah Ibnul Qayyim Sudah diterjemah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar