Fatwa
Syaikh Abdullah bin Jibrin [1] Tentang Hasan Al-Banna dan Sayyid Quthb
Soal:
Segelintir pemuda mengelompokkan
Sayyid Quthb dan Hasan Al-Banna sebagai ahli bid’ah berikut melarang membaca
buku-buku mereka, serta menuduh beberapa ulama lainnya sebagai penganut faham
khawarij. Alasan mereka melakukan itu semua adalah dalam rangka menjelaskan
kesalahan kepada masyarakat, sedang status mereka sendiri masih sebagai para
penuntut ilmu. Saya sangat mengharapkan jawaban yang dapat menghilangkan
keragu-raguan dan kebingungan saya mengenai hal ini.
Jawab:
Segala puji bagi Allah semata …
Menggelari orang lain sebagai
mubtadi’ (pelaku bid’ah) atau fasik (pelaku dosa besar) adalah perbuatan yang
tidak dibenarkan atas umat Islam, karena Rasulullah bersabda:
{مَنْ قَالَ
لأَخِيْهِ يَا عَدُوَّ اللهِ وَلَيْسَ كَذلِكَ حَارَ عَلَيْهِ} (رواه مسلم).
“Barangsiapa yang mengatakan kepada
saudaranya: “Wahai musuh Allah”, sedang kenyataannya tidak seperti itu, maka
ucapannya itu menimpa dirinya sendiri.” (HR. Muslim).
{مَنْ
كَفَّرَ مُسْلِماً فَقَدْ بَاءَ بِهِمَا أَحَدُهُمَا} (رواه البخاري ومسلم).
“Barangsiapa yang mengkafirkan
seorang muslim, maka ucapan itu tepat adanya pada salah satu di antara
keduanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
{… أَنَّ
رَجُلاً مَرَّ بِرَجُلٍ وَهُوَ يَعْمَلُ ذَنْباً فَقَالَ: وَاللهِ لاَ يَغْفِرُ
اللهُ لَكَ . فَقَالَ: مَنْ ذَا الَّذِيْ يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنِّيْ لاَ أَغْفِرُ
لِفُلاَنٍ ، إِنِّيْ غَفَرْتُ لَهُ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ} (رواه مسلم).
“… bahwa ada seseorang yang melihat
orang lain melakukan dosa, lalu ia berkata kepadanya: ‘Demi Allah, Allah tidak
akan mengampunimu’. Maka Allah berfirman: ‘Siapakah gerangan yang bersumpah
atas (Nama)Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah
mengampuninya dan Aku gugurkan (pahala) amalmu’.” (HR. Muslim).
Kemudian saya ingin mengatakan bahwa
Sayid Quthub dan Hasan Al-Banna termasuk para ulama dan tokoh dakwah Islam.
Melalui dakwah mereka berdua, Allah telah memberi hidayah kepada ribuan
manusia. Partisipasi dan andil dakwah mereka berdua tak mungkin diingkari.
Itulah sebabnya, Syaikh Abdulaziz bin Baaz[2] mengajukan permohonan dengan nada
yang lemah lembut kepada Presiden Mesir saat itu, Jamal Abdunnaser – semoga
Allah membalasnya dengan ganjaran yang setimpal – untuk menarik kembali
keputusannya menjatuhkan hukuman mati atas Sayid Quthub, meskipun pada akhirnya
permohonan Syaikh Bin Baaz tersebut ditolak.
Setelah mereka berdua (Sayid Quthub
dan Hasan Al-Banna) dibunuh, nama keduanya selalu disandangi sebutan
“Asy-Syahid” karena mereka dibunuh dalam keadaan terzalimi dan teraniaya.
Penyandangan sebutan “Asy-Syahid” tersebut diakui oleh seluruh lapisan
masyarakat dan tersebarluaskan lewat media massa dan buku-buku tanpa adanya
protes atau penolakan.
Buku-buku mereka berdua diterima
oleh para ulama, dan Allah U memberikan manfaat – dengan dakwah mereka – kepada
hamba-hambaNya, serta tak ada seorang pun yang telah melemparkan tuduhan kepada
mereka berdua selama lebih dari duapuluh tahun. Bila ada kesalahan yang mereka
lakukan, maka hal yang sama telah dilakukan oleh Imam Nawawi, Imam Suyuthi, Imam
Ibnul Jauzi, Imam Ibnu ‘Athiyah, Imam Al-Khaththabi, Imam Al-Qasthalani, dan
yang lainnya.
Saya telah membaca apa yang ditulis
oleh Syaikh Rabie’ Al-Madkhali tentang bantahan terhadap Sayid Quthub, tapi
saya melihat tulisannya itu sebagai contoh pemberian judul yang sama sekali
jauh dari kenyataan yang benar. Karena itulah, tulisannya tersebut dibantah
oleh Syaikh Bakr Abu Zaid[3] hafidzhahullah …
وَعَيْنُ
الرِّضَا عَنْ كُلِّ عَيْبٍ كَلِيْلَةٌ وَلكِنَّ عَيْنَ السُّخْطِ تُبْدِي
الْمَسَاوِيَ
Mata cinta
terasa letih memandang aib
Tapi mata murka
selalu menampakkan aib
terasa letih memandang aib
Tapi mata murka
selalu menampakkan aib
Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin
26 Shafar 1417 H.
___
Catatan Kaki:
Catatan Kaki:
[1] Anggota Hai-ah Kibaril ‘Ulama
(Majelis Ulama Saudi Arabia).
[2] Mantan Ketua Umum Hai-ah Kibaril
‘Ulama (Majelis Ulama Saudi Arabia) dan Mantan Ketua Umum Dewan Riset Ilmiah,
Fatwa, Dakwah dan Bimbingan Islam Kerajaan Saudi Arabia, rahimahullah.
[3] Anggota Hai-ah Kibaril ‘Ulama
(Majelis Ulama Saudi Arabia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar