URGENSI MUHASSABAH
“ Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah
semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.
Allah mengumpulkan catatan amal perbuatan itu, Padahal mereka telah lupakannya.
dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu”. QS. Al-Mujadilah [58]:6.
Apa itu
Muhasabah ?
Menurut bahasa, muhasabah berasal dari bentuk kata kerja;
haasaba yuhaasibu di ambil dari haasiba,
hasibtusy-syaia, ahsibuhu husbaanan, dan hisaaban,
artinya apabila engkau menghitungnya; hisab dan muhasabah artinya
bila engkau menghitung sesuatu.
Menurut bahasa arti muhasabah sama dengan intropeksi, yaitu hadirnya sebuah kesadaran untuk melihat keadaan diri. Istilah yang lain adalah menghitung-hitung keburukan aib diri sendiri, merenunginya, dan terus mencoba melakukan perubahan sikap dan prilaku kearah yang lebih baik.
Umar Ibn
Khatthab ra :“Hisablah dirimu
sebelum kamu di hisab dan timbanglah amalmu sebelum kamu di timbang, karena
sesungguhnya kamu melakukan hisab terhadap dirimu sendiri pada hari ini
(dunia), akan lebih memudahkan bagi kamu saat menjalani hisab hari esok
(akhirat)”.
Imam Hasan
Basyri : “Tidak ada
satu haripun dimana sang pajar masih terbit menyingsing kecuali ia berkata;
“Wahai anak Adam (manusia), aku adalah makhluk baru dan atas semua amalanmu
menjadi saksi. Maka jadikanlah aku sebagai bekal. Sebab jika aku
berlalu, aku tidak akan kembali lagi hingga hari kiamat”.
Imam Ja’far Bin
Muhammad as-Shidiq :“Siapapun yang
akhir dari dua hari yang di lewatinya buruk, maka ia adalah orang yang
terkutuk. Siapapun yang tak melihat adanya pertambahan kebaikan dalam dirinya,
maka ia adalah orang yang berkekurangan. Dan siapapun yang dirinya
berkekurangan, maka kematian lebih baik dari pada kehidupan.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. QS. AL Hasyr [59] : 18.
1. Muhassabah (
introfeksi diri )
Sebagaimana pesan Sahabat Nabi Amirul Mukminin
Umar bin Khottob :
" حاسبوا أنفسكم
قبل أن تحاسبوا "
" Evaluasilah (Hisablah) dirimu sebelum
kalian dihisab dihadapan Allah kelak"
2. Muroqobah ( selalu merasa di awasi Allah )
”الإحسان هو أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك"
artinya :“Ihsan adalah engkau senantiasa
beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, kalau pun engkau belum
bisa melihat-Nya, ketahuilah sesungguhnya Allah melihat kepadamu”.
3.
Mu’ahadah ( selalu mengingat perjanjian dengan Allah )
Setiap saat, setiap shalat kita seringkali
bersumpah kepada Allah : إيّاك نعبد و إيّاك نستعين
“Hanya kepada-Mu-lah kami beribadah dan hanya
kepada-Mu kami mohon pertolong.
Kemudian kita berjanji ; إن صلاتي ونسكي
ومحياي ومماتي لله رب العالمين
“Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidup dan
matiku semata-mata karena Allah Rabb semesta alam”.
172.
dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah
aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami
menjadi saksi"…. QS. Al ‘Araf [7] ; 172.
4. Mu’aqobah ( member sangsi ketika lalai beribadah )
Meng
‘iqob diri jika lalai dalam melakukan ibadah dengan infaq dan hal-hal yang
mendidik.
5. Mujahadah ( adanya kesungguhan dalan ibadah ).
69.
dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan
Kami tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan kami. dan
Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
“Pada hari itu
manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan
melihat (balasan)nya pula. QS. Al-Zalzalah [99]: 6-8.
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). QS. Al-Baqarah [2];281
Wallahu’alam
bishowaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar